Fotografi
aristektur klasik atau kontemporer bisa jadi merupakan fotografi yang sobat
sukai, sebelum mulai mari kita lihat 9 tips fotografi arsitektur di bawah ini
:
1. Peka
terhadap arah cahaya karena hal ini dapat meningkatkan kontras, bayangan,
tekstur dan refleksi. Tingginya kadar kontras dapat menipu kamera untuk
mengekspos adegan dengan tidak benar, tapi Sobat dapat dengan mudah mengatasi
hal ini dengan menerapkan kompensasi eksposur. Trik lainnya adalah dengan shoot
braket dengan nilai eksposur yang berbeda (mengekspos satu untuk highlight,
satu untuk midtones dan satu untuk shadow) dan kemudian menggabungkan mereka
dalam program HDR khusus(seperti
Photomatix atau Photoshop).
2.
Lensa fish eye atau wide-angle (dan focal length) sangat ideal
untuk genre ini karena memungkinkan fotografer untuk membingkai seluruh
bangunan dalam lingkungannya. Namun kadang-kadang lensa Sobat mungkin tidak
dapat mencakup seluruh adegan, untuk itu format panorama mungkin dapat
dimanfaatkan. Kamera kompak sekarang
banyak menawarkan mode Jenis khusus untuk menggabungkan bersama beberapa
tembakan di kamera (Panorama), tapi efek yang sama dapat dicapai
pasca-pemotretan dengan software panorama khusus seperti; Hugin atau PTgui jika
Sobat memotret dengan DSLR.
3. Dalam
fotografi arsitektur bagian dalam dari bangunan tidak kalah penting
dengan bagian luar. Ini bisa sulit untuk pengaturan white balance pada
interior, terutama yang bergantung pada pencahayaan buatan, jadi ingatlah untuk
kompensasi sesuai dalam menu White Balance atau gunakan grey card.
Gambar interior dalam bangunan tua cenderung lebih menjengkelkan karena secara
tradisional menampilkan jendela dan pintu kecil – sehingga dapat kekurangan
cahaya alami. Cobalah gunakan tripod dan pergunakan long-exposure dan
Sobat bisa memanfaatkan filter ND untuk menghentikan highlight masuk saat
pengambilan gambar di siang hari. Atau Sobat bisa menggunakan pencahayaan
tambahan, seperti flash tapi hati-hati karena hal ini dapat merusak scene dari
atmosfer dan detail.
4. Ketika
matahari terbenam bentuk baru dari fotografer arsitektur dapat muncul. Untuk
memotret struktur sebagai siluet saat matahari terbenam, posisikan
arsitektur/bangunan antara Sobat dan matahari. Pastikan lampu flash
dinonaktifkan dan mengekspose langit. Jika latar depan terlalu terang atur
kompensasi eksposur pada nilai negatif untuk menggelapkannya. Efek ini dapat
menghasilkan hasil yang sangat misterius. Gambar malam bisa sangat dramatis
dengan atmosfirnya, tapi ingat untuk memotretnya ketika masih ada cahaya dan
warna yang tersisa di langit untuk menambahkan tone pada latar belakang dan
membantu untuk menerangi rincian. Stur posisi yang baik, atur kamera pada
tripod dan tunggu tampilan lampu kota dari jendela, lampu jalan, lampu sinyal –
semua ini dalam pelangi warna neon akan menambah suasana lebih dramatis dan
misterius. Gunakan wide aperture dan long exposure, jika kamera Sobat didukung
menggunakan ISO rendah untuk memastikan detail tidak hilang oleh noise.
5. Tidak seperti bentuk lain dari fotografi, gambar arsitektur yang menarik
dan dapat diproduksi dalam segala cuaca. Dengan memotret gedung yang sama dalam
berbagai kondisi cuaca, fotografer dapat menghasilkan portofolio yang hebat –
mungkin Sobat dapat memilih tiga foto terbaik untuk dijadikan fortofolio.
6. Refleksi menambahkan dimensi ekstra pada gambar arsitektur dan
memungkinkan fotografer untuk menciptakan sebuah kanvas di mana bangunan
tersebut terlihat terdistorsi. Lingkungan perkotaan yang penuh dengan banyak
permukaan reflektif, sehingga Sobat tidak harus melihat terlalu jauh untuk
berlatih, misalnya: jendela, fitur air, genangan air dan jalan-jalan basah,
kacamata hitam, sungai dan lain-lain.
Tervuren,
Belgium – by fatboyke (Luc)
7. alasan
mengapa arsitektur tetap eksis- Sobat akan terkejut betapa sedikit informasi
bagaimana bakground dapat memicu banyak inspirasi. Bangunan yang memiliki
arsitektur indah biasanya memuat focal point, jadi cobalah croping sedekat
mungkin untuk untuk mendapatkan gambar abstrak. Selanjutnya Sobat mungkin ingin
memasukkan artefak berulang yang berserakan di seluruh bagian eksterior,
misalnya; bata rumit atau checker papan jendela. Gunakan lensa tele untuk zoom
in dan jangan lupa tripod untuk mendukung focal length yang panjang.
8. Bangunan
rata-rata jauh lebih tinggi dari fotografer sehingga pasti akan ada beberapa
unsur distorsi dalam sebuah foto arsitektur, tetapi ini dapat digunakan untuk
menciptakan sumber ketegangan dalam frame. Cukup memposisikan diri
Sobat sedekat mungkin pada dasar bangunan dan memotret dengan lurus ke atas,
untuk mendapatkan perspektif yang indah. Atau cobalah untuk berdiri jauh dari
gedung agar dapat memotret gedung dengan tambahan benda sehari-hari seperti
orang, transportasi pohon, bangku-bangku, dll. Untuk mempertahankan rinci
seluruh adegan dengan aperture kecil (f –stop besar) seperti F14, atau coba
buang ketajaman (blur) foreground atau background dengan memilih aperture besar
(f-stop kecil).
Finance Central – by HKmPUA
9. Gambar arsitektur seharusnya tidak hanya menjadi estetika dan grafis,
gambar ini juga harus menyediakan dinamisme dan gerakan – jadi, bermain-mainlah
dengan garis, cahaya dan bayangan untuk memberikan perhatian dan
mempertimbangkan hirarki level dan area. Arsitektur dibangun pada prinsip
simetri, sehingga memotret simetri ini pada akhirnya akan memperkuat subjek dan
mudah-mudahan memperkuat komposisi. Temukan pusat simetri dengan menempatkan
tangan Sobat di antara garis mata dan membuat frame Sobat di sekitar pusat itu.
Atau membebaskan diri dari garis-garis lurus steril dan sudut bujursangkar
dengan mengikuti prinsip-prinsip alam misalkan memasukan kurva dan lingkaran
dalam bentuk bayangan atau refleksi, dapat membantu untuk melunakkan struktur.