Sunday, 29 December 2013

Posted by Unknown On 20:26


Fotografi alam
Fotografi alam merujuk pada aktivitas fotografi yang dilakukan di lapangan dan berkaitan erat dengan elemen - elemen alama seperti kehidupan liartanaman dan pemandangan alam serta tekstur. Foto alam diterbitkan di majalah yang berkaitan dengan kebudayaan dan wisata seperti Majalah National Geographic, Majalah National Wildlife, dan Majalah Audubon atau majalah lain yang lebih spesifik. Beberapa fotografer yang terkenal misalnya Frans LantingGalen RowellEliot Porter dan Art Wolfe.

Fotografi kehidupan liar

Gajah India di Taman Nasional Mudumalai, India
Kegiatan fotografi ini ditujukan untuk menangkap foto aksi binatang, seperti makan, berkelahi, atau terbang. Meskipun seringkali diambil dalam alam liar, daerah pertanian juga sering menjadi lokasi untuk pemotretan fotografi alam liar.

Teknik yang digunakan sangat berbeda dengan fotografi lanskap seperti penggunaan aperture yang besar untuk mendapatkan kecepatan rana, pergerakan obyek dan latar belakang yang kabur. Sementara itu pada fotografi lanskap lebih menggunakan aperture kecil. Banyak fotografer yang menggunakan peralatan kamuflase untuk mendapatkan foto dari bidang ini. 

Tips Fotografi Mengabadikan Alam Liar Dari Professional

Kegiatan di alam bebas pasti sangat seru dan akan lebih mengasyikan apabila kita mengisinya pula dengan mengabadikan momen tersebut dengan sebuah kamera digital SLR. Dengan sebuah kamera digital dan sedikit tips teknik fotografi berikut, Keindahan alam yang kita lihat akan terekam abadi dengan indah.
Tips fotografi alam ini bukan datang dari sumber yang sembarangan, melainkan dari seorang yang telah meraih berbagai penghargaan didunia fotografi yaitu Tyler Stableford yang menyempatkan dirinya menggelar seminar klinik fotografi di ibukota Indonesia, Jakarta. Sedikit informasi Tyler adalah satu diantara 7 fotografer terbaik dunia menurut versi Men's Journal dan tinggal di daerah pegunungan Aspen Colorado, yang membuatnya terlatih dalam hal fotografi alam liar dan ekstrim.
Mari kita simak bersama beberapa tips untuk menghasilkan foto alam liar terbaik dari Tyler Stableford ini.
1.    Mengambil Gambar Berobjek Matahari
Bila Anda berpetualang ditengah gunung dengan landscape yang kurang marik jangan takut untuk memotret ke arah matahari dan menjadikan matahari sebagai penghias yang indah pada foto Anda, matahari adalah pemberi pencahaayan yang sangat baik sekaligus objek yang indah untuk Anda abadikan.
2.    Depth Of Field
Depth of Field bahasa mudahnya adalah memotret objek utama dari jarak dekat dengan latar belakang objek lainnya tidak fokus (Blur). Teknik ini akan menjadi sangat indah saat Anda menemukan momen alam liar yang tepat seperti bunga kecil yang indah atau binatang yang mendekat pada Anda dengan latar belakang blur air terjun atau pepohonan.
3.    Lampu Kilat Tidak pada Bodi kamera
Dengan memakai lampu kilat pada bodi kamera, pemandangan yang Anda abadikan akan terlihat flat atau datar, bila Anda terpaksa memakai flash, sebaiknya memakai flash yang terpisah dengan bodi dan menyalakan flash dari jarak yang berjauhan dari kamera, agar dimensi foto tidak datar dan terlihat sebagai cahaya alami.
4.   Objek Utama Tidak Selalu ditengah
Jangan selalu mengambil objek utama di tengah-tengah foto Anda, tempatkanlah disamping atau dibawah agar keindahan alam sekitar yang terlihat seakan juga sama pentingnya atau sama indahnya dengan objek utama Anda.
5.    Memakai Lensa Widelens
Alam liar terbentang sangat luas didepan Anda, tetapi bila lensa yang Anda gunakan bukan yang berprofil wide, hasilnya akan seperti foto biasa. Kemegahan alam liar ini dapat Anda abadikan dengan lensa yang berprofil lebar, yaitu lensa wide atau Lensa telefoto dengan minimum 200mm.

Thursday, 26 December 2013

Posted by Unknown On 19:40

          Jangan lupa buka presentasiku menggunakan prezi di bawah ini, ya!! Di situ, kalian dapat belajar mengenai “Negara Maju dan Negara Berkembang” lengkap dengan cara mudah untuk menghapalkan materi yang sebegitu banyaknya. Mungkin dengan bentang alam yang ada di negara-negara tersebut kalian dapat menentukan lokasi untuk hobi fotografi. Semoga bermanfaat. Oke, saya ucapkan terima kasih dan selamat membaca! J


Wednesday, 25 December 2013

Posted by Unknown On 17:42

Hyperjump

Pernah mencoba memotret dengan teknik light painting? kalau belum anda harus mencobanya. Memotret dengan teknik light painting adalah hal yang sangat mengasyikkan dan salah satu penggunaan kreatif shutter speed. Dalam fotografi light painting, kita membuka shutter dalam waktu yang cukup lama (long exposure), memotret dalam kegelapan dan mengarahkan sumber cahaya terarah (misal lampu senter) pada beberapa titik obyek foto dalam rentang sepanjang shutter terbuka.
Teknik foto light painting atau light graffiti tidak membutuhkan banyak biaya, hal utama yang membedakan foto light painting bagus dan yang biasa-biasa saja adalah kreatifitas dan kemauan kita untuk mencoba. Dengan teknik ini, kita menggunakan sumber cahaya sebagai kuas layaknya lukisan.
Tujuan utama teknik foto “melukis dengan cahaya” adalah kita menerangi beberapa area atau titik pada obyek sehingga hanya hanya daerah yang diterangi tersebut yang terekam di foto. Penggunaan kreatif lain adalah untuk membentuk pola cahaya yang unik. Semua tergantung visi anda.
Apa Saja Yang Dibutuhkan?
Beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk mencoba teknik ligh painting:
1. Sebuah kamera dengan kontrol manual, terutama yang dilengkpai dengan mode bulb. Ini diperlukan karena waktu exposure bisa diatas 30 detik. Sebagai contoh, foto mobil diatas dihasilkan dengan 113 detik.
2. Sebuah tripod.
3. Sumber cahaya: lampu senter, flash eksternal, lampu belajar, obor elektrik, lilin dll sesuai selera. Makin beragam sumber cahaya serta pilihan warnanya makin banyak opsi kreatif kita.
4. Shutter release, atau jika tidak teman yang rela memencet tombol shutter


Fire

Foto Light Painting: Uji Coba Pertama

Foto light painting bisa dicapai dengan banyak cara, namun kalau anda baru pertama kali mencoba berikut beberapa langkah awal yang bisa diikuti:
1. Cari tempat yang gelap. Anda bisa mencobanya dikamar dengan lampu dimatikan. Jika anda mencobanya di luar ruangan, usahakan tidak ada sumber cahaya lain yang masuk ke foto (memang tdak harus tapi untuk awal agar lebih mudah).
2. Tentukan obyek foto yang akan anda sinari, lalu tentukan bagaimana anda akan menyinarinya.
3. Alternatif lain adalah memotret pola sumber cahaya: anda bisa menggunakan lampu senter untuk menulis kata atau meniru bentuk tertentu.
4. Set kamera di posisi bulb mode.
5. Gunakan aperture yang moderat. Antara f/4 sampai F/8 adalah pilihan awal yang bagus.
6. Gunakan kabel release shutter lalu kunci di posisi lock, kalau anda tidak memiliki kabel release cari teman yang mau memencetkan tombol shutter sesuai waktu exposure yang dibutuhkan.
7. Sekarang mulailah gunakan sumber cahaya untuk menerangi beberapa titik/area obyek foto atau mulailah membuat bentuk sesuai keinginan anda tadi.
8. Usahakan anda tidak berdiri antara sumber cahaya dan lensa, kalau cahaya dari lampu ke lensa terhalang oleh badan anda maka hasil foto akan tampak ada siluetnya.
9. Usahakan lama penyinaran antara satu titik ke titik lain sama waktunya agar hasil foto tampak lebih halus.
10. Setelah selesai ‘melukis’, lepaskan tombol shutter (atau kabel release).
11. Lihat hasil akhir foto, kalau anda belum puas dengan foto akhir, ulangi lagi. Kadang diperlukan beberapa kali usaha untuk menentukan waktu exposure yang bagus sesuai dengan kekuatan sumber cahaya anda.

The Hollow Line - Light Graffiti


F/4, 240 detik, bulb. Perhatikan bahwa kedua model diatas harus berpindah dari satu titik ke titik lain.

Eksperimen Adalah Kunci

Agak susah untuk mengetahui waktu exposure yang pas di mode bulb hanya dengan sekali percobaan, maka jika foto pertama terlihat jelek ulangi lagi dan sesuaikan waktu. Anda bisa menggunakan timer untuk menentukan waktu bulb yang paling pas. Jangan lupa juga cobalah sumber cahaya yang bervariasi. Cobalah beberapa warna sumber cahaya: merah, biru, kuning dll. Cobalah variasikan obyek foto. Kreatifitas itu menyenangkan bukan?

Nah selamat mencoba!
Posted by Unknown On 16:53
           

       
Fotografi bawah/dalam air biasanya digunakan oleh penyelam scuba atau perenang snorkel. Namun, biaya scuba diving ditambah dengan peralatan fotografi sering mahal dan berat di bawah air, membuat ini menjadi salah satu kekurangan umum pada fotografi bawah air. Demikian pula jika seorang amatir memiliki peralatan dan scuba, mengambil gambar bawah air dapat menjadi rumit, karena kacamata scuba yang diperbesar dan mendistorsi visi fotografer. Dalam fotografi bawah air, fokus yang ideal terjadi tiga / empat kaki di depan kamera. Karena refraksi air, dibutuhkan sedikit latihan untuk menentukan dengan tepat di mana hal ini.
Alam Bawah Air memiliki keunikan serta keindahan tersendiri yang kemudian menarik keinginan kita untuk mengabadikannya yaitu dengan kegiatan fotografi, namun tidak sedikit kegiatan fotografi bawah air masih tidak memperdulikan kondisi diri sendiri dan lingkungan sekitar dengan hanya berorientasi kepada pengambilan objek gambar sesuai yang diinginkan. Ironis, ketika kita bermaksud mengabadikan keindahan alam bawah laut tetapi kegiatan tersebut berdampak pada rusaknya lingkungan bawah laut itu sendiri.
AWARE Project mengeluarkan 10 tips fotografi bawah air yang aman serta ramah terhadap lingkungan sekitar. Diharapkan setelah mengetahui fotografi bawah air yang baik, kelestarian alam bawah air tetap terjaga keindahannya untuk dapat dinikmati oleh pengunjung-pengunjung lainnya.

Take only pictures, Leave only bubbles!

1. Foto dengan Hati-hati
Menyelam lah dengan hati-hati karena makhluk air banyak yang  rapuh terlepas dari ukurannya. Teknik yang tidak tepat saat mengambil atau mengedit foto bawah air dapat merusak kehidupan air yang sensitif dan membahayakan organisme yang rapuh dengan benturan kamera atau tangki, ayunan/kipasan  fin atau bahkan sentuhan tangan.
2. Menyelam dengan Stabil
Komponen Kamera dapat menambah berat badan anda atau membuat menjadi apung. Pastikan untuk mengamankan peralatan foto dan selam untuk menghindari kontak dengan terumbu karang atau habitat penting lainnya. Latihlah daya apung  dan keterampilan fotografi di kolam renang sebelum anda melakukannya di dekat lingkungan yang sensitif dan rapuh.
3. Tahan Godaan/Keinginan Anda
Jangan menyentuh, memegang, memberi makan, atau naik di biota laut. Tidak mengubah posisi/lokasi biota laut untuk mendapatkan gambar yang sempurna. Kebanyakan biota laut pemalu dan mudah stres. Tindakan anda dapat mengganggu proses makan mereka, mengganggu kawin atau memprovokasi penyerangan oleh spesies yang biasanya tidak agresif.
4. Lakukan dengan Tenang dan Sabar
Ketika menyelam, bergeraklah perlahan dan tenang. Hindari penggunaan flash berlebihan yang dapat mengejutkan biota laut. Bersabarlah dan tenang ketika memotret – akan memungkinkan organisme untuk menunjukkan perilaku alami mereka untuk mendapatkan hasil foto lebih signifikan dan bermakna.
5. Pertajam Keterampilan Anda
Pastikan tingkat kesulitan menyelam dan kondisi lingkungan cocok dengan keterampilan dan kenyamanan penyelaman Anda saat ini. Jangan menstabilkan diri anda di bawah air dengan memegang ke karang untuk mengambil gambar yang lebih baik.
6. Kumpulkan Informasi
Ketahui dan ikuti peraturan lokal dan protokol setempat mengenai perilaku mamalia laut dan hewan lain sebelum masuk ke bawah air. Jangan lupa untuk berbagi pengetahuan ini dengan penyelam lainnya. Peraturan ini bertujuan untuk melindungi makhluk dan menjaga kelestarian mereka di generasi mendatang.
7. Jadilah Penyelam AWARE
Dengan mengetahui lebih banyak tentang kehidupan dan perilaku biota laut Dapat membantu Anda mendapatkan gambar yang lebih baik. Pertimbangkan mendaftar dalam AWARE - Konservasi Terumbu Karang, AWARE Identifikasi Ikan , Proyek Khusus AWARE atau Underwater Naturalist untuk mempelajari lebih lanjut tentang lingkungan Anda memotret.
8. Ambil hanya Gambar, Tinggalkan hanya Gelembung
Hampir semua yang ditemukan di alam air masih hidup atau akan digunakan oleh makhluk hidup lainnya. Menghilangkan spesimen seperti karang dan kerang bisa mengganggu keseimbangan dan akan membuat tempat menyelam berkurang baik dari sumber daya mereka dan keindahannya.
9. Bagi Gambar Anda
Gunakan gambar untuk pelestarian lingkungan dengan menggunakan foto Anda sebagai bukti untuk melaporkan gangguan atau kerusakan. Bantu penelitian ilmiah dan peningkatan sumber daya manajemen dengan menyumbangkan foto Anda ke lembaga pemantauan program seperti The Whale Shark Project. Anda juga bisa mengirimkan foto Anda untuk AWARE Project. Gambar anda memiliki kekuatan untuk mengubah perspektif dan pengaruh terhadap konservasi.
10. Dukung Pelestarian
Dukung Yayasan AWARE Project, sebuah organisasi nirlaba, organisasi lingkungan yang didedikasikan untuk melestarikan lingkungan bawah air melalui pendidikan, advokasi dan aksi.


Monday, 23 December 2013

Posted by Unknown On 18:12

Membuat sumber cahaya malam hari tampak berpendar seperti bintang membuat foto malam kita tampak lebih keren. Efek ini biasanya disebut efek starburst. Untuk membuat starburst, hal mendasar yang harus kita pahami adalah membuat bukaan lensa sekecil mungkin, artinya kita sebaiknya menggunakan angka aperture yang besar (f/11 s.d f/22) dan sebaiknya memanfaatkan lensa yang memiliki focal length lebih pendek.
Kenapa harus seperti itu? well, penjelasannya akan panjang. Singkatnya adalah secara fisika cahaya akan mengalami difraksi (penyebaran) saat melewati lubang sempit. Sifat penyebaran cahaya inilah yang membuat sumber cahaya (lampu, bulan, matahari) akan terlihat berpendar dan memiliki lidah, jumlah lidah akan bergantung pada jumlah bilah (blade) aperture dalam lensa anda, lihat spek lensa yang anda miliki, pasti akan ada tertulis “aperture blade”. Daripada kelamaan, let's check it out!!
Kalau masih belum jelas, silahkan lihat gambar berikut ini :

Gambar di atas menunjukkan, semakin kecil bukaan (angka f semakin besar), lidah cahaya akan semakin maksimal. Sementara di angka f yang kecil, sumber cahaya tampak tanpa burst sama sekali.

Tips Foto Starburst Malam Hari :

lite-bright



1.     Gunakan Tripod – Memotret malam hari dengan angka f yang besar, misal foto diatas dengan f/18, membuat shutter speed akan sangat lama, bfoto diatas 25 detik kenapa?. Jadi pastikan anda memakai tripod agar hasil foto tidak seperti lukisan grafiti.
2.     Perhatikan setting kamera – Untuk jenis foto seperti ini, gunakan angka f yang besar: f/11 atau lebih besar. Set ISO di angka yang rendah, dibawah 400, karena kita akan memotret long exposure. Anda bisa menggunakan mode manual maupun aperture priority, yang jelas perhatikan angka metering kamera. Untuk pemotretan malam hari seperti ada kecenderungan hasil akan over exposure (terlalu terang), jadi pakai exposure compensationangkanya bervariasi tergantung dari lingkungan sekitar, coba pakai under 1 stop sebagai awal dan sesuaikan setelahnya.
3.     Setting Fokus – Dengan angka aperture besar, kita tidak akan terlalu pusing memikirkan fokus, namun kalau mau aman ambil titik fokus secara manual, atau set di infinity.
4.     Manfaatkan highlight alert kamera – anda tahu kan? itu lho peringatan bling-bling yang muncul di LCD saat kita memotret subyek yang terang.
5.     Mulai Memotret – dan jangan malas mengulang dan mengubah setting kalau hasilnya belum sesuai keinginan.

Selamat Mencoba!! :)

Sunday, 22 December 2013

Posted by Unknown On 20:38


Astrofotografi adalah salah satu seni fotografi yang mengambil foto objek seputar langit malam dan objek-objek langit lainnya seperti planet, bulan, galaksi, nebula, cluster dan bintang-bintang. Bagi sebagian orang, astrofotografi merupakan hobby yang sangat mengasyikkan. 
Pada sesi kali ini saya ingin berbagi tips kepada kawan-kawan bagaimana cara memotret bintang di langit malam dengan tingkatan pemula/dasar/basic. Namun sebelum menginjak lebih jauh akan saya paparkan beberapa syarat yang harus dan wajib ada untuk membuat sebuah karya astrofotografi. Berikut persyaratan yang harus dipenuhi untuk membuat sebuah foto langit yang berlatar belakang kan objek bintang-bintang.
1. Kamera harus mendukung pengaturan “Manual” dan tekhnik “Long Exposure”. Dimana shutter speed/Exposure time dapat diatur hingga beberapa detik.
2.  Langit malam yang bebas dari polusi cahayaDefinisi utama dari langit malam yang terbebas dari polusi cahaya adalah langit tidak diterangi oleh cahaya-cahaya lampu kota dan langit bersih dari polusi udara(asap), awan maupun kabut. Salah satu indikator yang dapat digunakan adalah mata kita dapat melihat banyak bintang dilangit. Jika hanya satu atau dua bintang yang terlihat maka bisa jadi polusi cahaya sudah sangat tinggi. Tempat terbaik untuk memotret bintang adalah di desa, pegunungan, tepi pantai ataupun tempat yang jauh dari lampu-lampu perkotaan.



Perbedaan langit sebelum dan sesudah terpolusi oleh cahaya. Langit yang sudah terkena polusi cahaya, saat dipotret suasana langit malam akan tampak seperti langit siang hari. Sedang pada langit yang bebas atau minim dengan polusi cahaya, langit tetap akan gelap meskipun dipotret dengan exposure time yang sama.
Setelah dua persyaratan itu dapat dipenuhi maka selanjutnya saya akan paparkan bagaimana cara mensetting kamera agar kamera dapat memotret bintang-bintang dilangit malam. Dalam tutorial ini saya menggunakan kamera DSLR level pemula yaitu Kamera Canon EOS 500D. Pada dasar nya, semua kamera DSLR(Digital Single Lens Reflex) memiliki settingan yang sama hanya saja penempatan tombol dan tampilannya yang berbeda.
Setting Kamera dengan tekhnik Long Exposure
Tepatkan settingan kamera pada mode M atau Manual



Masuk pada settingan Manual, berikan setingan sebagai berikut:

  • ·         ISO 3200 (semakin tinggi semakin baik karena peka terhadap cahaya)
  • ·         F4.0 (atau angka terkecil)
  • ·         Picture Style Landscape
  • ·         Exposure time 30″ (30 detik)

·         Kualitas gambar Raw + L atau menyesuaikan kapasitas memory boleh menggunakan Small, Medium atau Large.
Deskripsi:
ISO atau ASA merupakan tingkat kepekaan cahaya pada sensor kamera dalam menangkap banyakya cahaya. Semakin tinggi angka ISO nya maka semakin tinggi kepekaan sensor kamera terhadap cahaya yang didapat dari objek yang di potret.
F4.0 merupakan setingan diafragma pada kamera. Diafragma pada kamera berfungsi sebagai pengatur banyak sedikit nya cahaya yang masuk kedalam sensor kamera. Semakin kecil angka diafragma maka semakin lebar diafragma yang dibuka dan cahaya yang masuk semakin banyak.
Exposure time 30″ merupakan setingan waktu dari lamanya sensor kamera dalam menangkap cahaya. Semakin lama maka akan semakin banyak cahaya yang di dapatkan.
Picture Style. Picture style yang akan kita gunakan adalah Landscape. Karena kita memotret langit malam dan cenderung objek yang di potret bersudut pandang lebar dan luas maka disarankan menggunakan setingan landscape agar warna yang didapat lebih maksimal.Tidak menutup kemungkinan anda dapat mencoba Potrait dan Neutral
Kualitas gambar. Kualitas gambar merupakan pilihan yang dapat anda sesuaikan terhadap kebutuhan dan kapasitas memory yang anda gunakan. Dalam tutorial ini anda boleh menggunakan setingan Large, Medium maupun Small. So up to you
Cara Memasukkan settingan

ISO

Untuk mengganti ISO, tekan tombol ISO dan pilih angka ISO seperti yang diinginkan.



Diafragma
Tekan dan tahan tombol Av kemudian putar “Shutter Speed” kekanan atau kekiri.

Exposure time

Putar “Shutter Speed” kekiri

Picture Style

Tekan tombol kebawah maka akan muncul Settingan Picture Style. Pilih Landscape

Setelah kamera disetting pada mode Manual dengan exposure time 30 detik, kini saat nya kita memotret bintang-bintang dilangit.
Memotret bintang dilangit

Pastikan lensa telah fokus terhadap objek berjarak jauh. Jika kesulitan mengambil fokus, ubah setting lensa menjadi auto focus (AF) dan ubah exposure time ke 10″ kemudian arah kan lensa ke titik cahaya (lampu) terjauh dan paling terang. Cobalah untuk memotret lampu atau cahaya terang tersebut. Setelah itu lihat hasil nya. Jika hasil foto ternyata sudah fokus maka ubah setingan lensa dari autofocus ke manual dan kembalikan exposure time dari 10″ menjadi 30″.

Contoh Hasil fokus lensa yang out focus dan focus.

Kini kamera siap untuk memotret bintang-bintang dilangit malam. Pasang kamera pada tripod anda dan mulailah mengarahkan kamera ke atas khusus nya langit malam yang berlatar belakangkan bintang2x. Setelah anda yakin siap untuk memotret bintang, pastikan tripod & kamera sudah terkunci dan tidak ada gerakan sedikitpun pada kamera & tripod. Tekan shutter dan biarkan kamera memotret langit selama 30 detik. Ingat! pada saat proses pemotretan dilarang menggerakkan kamera maupun tripod karena sedikit getaran saja bisa membuat foto dari bintang menjadi bergaris(trail). Selamat mencoba dan selamat memotret langit malam yang bertaburkan bintang-bintang. :) 

Friday, 20 December 2013

Posted by Unknown On 20:50

Dunia fotografi itu sangat luas dan ada sangat banyak objek yang bisa menjadi target Anda bahkan bisa menjadi fokus dalam fotografi Anda setaip harinya. Bila sebelumnya saya pernah mengulas sekilas mengenai fotografi makanan yang kini juga menjadi salah satu profesi menarik, maka kali ini saya akan mencoba mengulas fotografi arsitektur yang juga bisa menjadi pilihan profesi.
Teknik Dasar Dalam Fotografi Arsitektur
Dunia arsitektur juga sebuah dunia yang menarik. Karena dalam dunia arsitek terdapat beragam warna dan tekstur. Setiap bangunan punya pesona masing-masing dengan sentuhan yang bernilai seni. Inilah yang bisa menjadi ekspose Anda.
Menariknya, fotografi arsitektur ini memiliki banyak konsumen. Anda bisa mendapatkan konsumen dari pasar dunia rancang bangun hingga konsumen awam yang hanya tertarik pada desain sebagai ilmu tambahan mereka, atau inspirasi mereka.
Lalu untuk mendapatkan foto yang menarik dalam fotografi arsitektur, apa yang harus Anda lakukan? Beberapa hal ini bisa menjadi jawaban Anda.
  1. Kelilingi bangunan terlebih dulu dan pahami setiap detil dari bangunan, temukan konsep dasarnya, ciri khasnya dan juga identifikasinya. Beberapa gedung memiliki ciri sangat khas, atau memiliki suatu poin yang bisa menjadi identifikasinya. Misalkan memotret bangunan ruma gadang yang sekilas sama saja dengan banyak rumah panggung lain kecuali sudut tajam pada sisinya sebagai identifikasi.
  2. Jauhi bangunan, dan temukan angle yang bisa mendapatkan keseluruhan bagian bangunan dari sudut pandang terbaik. Lebih sempurna bila Anda bisa membangun sebuah cerita dengan melibatkan outsiders ( bagian luar dari gedung) dalam foto dan mengkoneksikannya dengan gedung. Seperti memotret gedung DPR dengan menyertakan para kesatuan pengamanan di depannya.
  3. Bidik dengan meletakan fokus pada poin identifikasi bisa memberikan Anda foto yang bernilai seni dan arsitek tinggi.
  4. Bidik pula beberap detil khusus yang memberi Anda pesona unik dari bangunan, misalkan detil ukiran, detil pilar atau detil pagar. Ciptakan efek blur pada sisi lain untuk menajamkan gambar dan bisa pula membangun cerita dari efek blur ini.
  5. Bidik bangunan dari sudut rendah dan wide lens dan hasilkan foto wide yang cantik untuk bangunan.
  6. Jangan lupa bidik gambar untuk menggambarkan desain bangunan, lakukan dari beragam sudut untuk membantu konsumen foto menggambarkan seluruh bentuk bangunan secara utuh.
  7. Kadang kala memotret arsitektur tidak selalu berarti pemotretan outdoor, karena kadang kala sisi dalam arsitektural bangunan juga sangat menarik anda eskpose. Jadi atur kamera Anda untuk set indoor dan lakukan cara seperti poin 1 -6.

Tuesday, 10 December 2013

Posted by Unknown On 21:13
Oke, visitors! Kali ini, saya akan meng-upload gambar yang berkaitan dengan fotografi, nih! Langsung saja kita lihat yang di bawah ini. Let’s check it out!!